TEMPO.CO, Jakarta - Di Israel, pandemi virus Corona ternyata memberikan sebuah dampak positif. Dikutip dari The Jerusalem Post, virus Corona membuat mayoritas penduduk Israel menimbang kemungkinan berhenti merokok. Hal tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Kanker Israel dalam survei terbarunya.
"51 persen warga Israel yang berusia di antara 18 - 24 tahun, yang merokok, menimbang kemungkinan berhenti mereka selama pandemi virus Corona. Lebih lanjut, 49,2 persen mengaku merokok lebih sedikit dibanding biasanya," ujar laporan Asosiasi Kanker Israel, Senin, 1 Juni 2020.
Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan masyarakat untuk merokok selama masa pandemi virus Corona (COVID-19). Menurut WHO, mereka yang merokok lebih besar kemungkinan tertular virus Corona karena kondisi paru-paru yang tak lagi normal. Sebagaimana diketahui, salah satu wujud gejala virus Corona adalah gangguan pernafasan atau pneumonia.
Kembali ke Asosiasi Kanker Israel, mereka melanjutkan bahwa walaupun para perokok aktif menimbang untuk berhenti, pandemi Corona juga memunculkan para perokok baru. Hasil survei menunjukkan, 31 persen warga dari komunitas Arab Israel mulai merokok begitu wabah Corona terjadi. Sebagai perbandingan, dari komunitas Yahudi, hanya 8 persen yang mulai merokok saat wabah virus Corona terjadi.
Perihal lokasi, kebanyakan perokok memilih untuk merokok di luar rumah. Kurang lebih ada 61 persen perokok di Isreal yang tidak mau mengkonsumsi tembakau di dalam rumah.
ISTMAN MP | JERUSALEM POST